Jumat, 22 April 2011

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.
Sebagai contoh ayat di bawah:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً 
فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?Al Anbiyaa ( 20 ) : 30
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي 
فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. Al Anbiya ( 21) : 33



Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” Ya’ sin ( 36 ) : 38
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
وَالسَّمَاء بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” Az Zariyat ( 51 ) : 47
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.



Gunung yang Bergerak
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ 
صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.        An Naml ( 27 ) :88
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / Benua
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً 
فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” Al Hijr ( 15 ) : 22

Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
الم
غُلِبَتِ الرُّومُ
فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ
فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ 
الْمُؤْمِنُونَ
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” Ar Rum ( 30 ) : 1-4
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)



Diselamatkannya Jasad Fir’aun
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ 
النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmudan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.   Yunus ( 10 ) : 92
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ 
أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” Yaa Siin ( 36 ) : 36
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah.Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” Al Baqarah ( 2 ) : 2
Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ 
فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيراً
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” An Nisaa’ ( 4 ) : 82
Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga
Al Qur’an Sebarapa Besarkah bumi Kita ?
Rasanya Bumi yang kelilingnya 40.000 km ini sangat besar bagi kita. Untuk pergi ke Amerika atau Afrika saja jauh sekali. Apalagi jika sampai harus ke Antartika.
Tapi coba kita lihat besar Bumi kita dengan ciptaan Allah lainnya. Ternyata tidak ada apa-apanya. Bahkan bintang yang terbesar pun hanya satu titik dibanding Galaksi, Cluster, Super Cluster, Jagad Raya.
Tapi di atas semua itu kita harus yakin bahwa Allah pencipta Semesta Alam jauh lebih besar dari semua itu. Allah Maha Besar!
Ukuran Bumi dibanding Planet Jupiter
Ukuran Bumi dibanding Matahari. Diameter (lebar) matahari 1.391.980 km. Jika bumi “dimasukkan” ke matahari, ada 1,3 juta bumi yang bisa masuk.
Ukuran Matahari dibanding Bintang Arcturus
Ukuran Matahari dibanding Bintang Antares. Saat ini bumi sudah tidak bisa dilihat lagi. Diameter Antares 804.672.000 km.
Kalau anda menganggap Antares sudah sangat besar, ternyata bintang itu masih belum apa-apa dibanding dengan galaksi seperti Galaksi Bimasakti yang terdiri dari ratusan milyar bintang dengan lebar hingga 100 ribu tahun cahaya (1 detik cahaya=300.000 km).
Galaksi itu pun tidak seberapa jika dibanding dengan Cluster (Kumpulan) Galaksi yang terdiri dari ribuan Galaksi.
Tapi di atas Cluster masih ada Super Cluster yang terdiri dari ribuan Cluster. Ribuan Super Cluster akhirnya membentuk jagad raya.
Saat ini diperkirakan Jagad Raya (Universe) lebarnya 30 milyar tahun cahaya. Tapi ini cuma angka sementara mengingat teleskop tercanggih saat ini “cuma” bisa mencapai jarak 15 milyar tahun cahaya!
Jika dunia ini begitu luas, maka Allah menegaskan bahwa akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Jauh lebih luas lagi dari dunia!
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah 255]
Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam!
Maka bertasbihlah kepada Allah!
Al Qur’an Tentang Rotasi Bumi
Orang-orang yang selalu mengingkari Keesaan Allah akan selalu mencaari-cari dan mengingkari kebenaran yang bersumber dari Ayat-ayat Allah SWT. Al Qur'an merupakan kitab yang mengajari dengan tegas dan jelas tentang keesaan Allah yaitu ; "TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH'. Maka Al Qur'an merupakan target bagi orang kafir untuk diingkarinya dengan berbagai cara yang mereka sukai. Salah satu yang ingin mereka ingkari dari ayat Al Qur'an adalah tentang kejadi Alam. Mereka melakukan tuduhan dengan menyatakan bahwa tidak ada pernyataan tegas di dalam Al Qur'an yang tertulis bahwa Bumi berbentuk bulat, tidak pula tertulis bahwa Bumi itu berputar pada porosnya, tidak ada pernyataan yang mengatakan bahwa matahari sebagai pusat orbit bumi yang beredar selama setahun dan bagaimanakah AL Qur'an membuktikan bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan? Seolah mereka kecewa atas keterangan Al Qur'an yang tidak sesuai dengan bukti ilmiah yang ditemukan oleh sain medern. Mereka mengartikan ayat AL Qur'an secara harfiyah, tidak mungkin matahari itu terbenam pada satu tempat diujung bumi (ketika Zulkarnain melihat matahari terbenam di laut berwarna hitam, qs 18:86), terbit dan tenggelamnya matahari hanya menunjukkan bahwa matahari mengitari bumi ( kenyataan yang kontradiksi dengan sain). Mereka seolah menertawakan , matahari dan bulan saling berkejaran untuk saling mendahuli (qs 36:40).
Pertanyaan mereka adalah ; Apakah mungkin orang muslim mampu menggunakan akal pikirnya lalu menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al Qur’an dapat membuktikan bahwa bumi berputar pada porosnya?, bulan mengellingi bumi selama jangka waktu satu bulan?, bumi berputar mengeliling matahari selama setahun?.
untuk maksud tersebut, sebagai orang muslim saya akan mencoba membahas dan menganalisa keterangan ayat-ayat Al Qur'an dan mencocokkannya dengan kejadian alam yang merupakan tanda-tanda untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan dari keterangan yang ditulis dalam Al Qur'an.
Ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang hubungan antara bumi, bulan dan matahari yang terlengkap , terdapat pada surat Yassin ayat 37 sampai dengan ayat 40 yang berbunyi ;
وَآيَةٌ لَّهُمْ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ 
النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.  Yaasin ( 36) : 37- 40
Dapatkah kita mnjelaskan keterangan ayat diatas untuk membuktikan fenomena antara bumi, bulan dan matahari?
Kata-kata yang tersusun dalam ayat -ayat diatas, jelas tertata dengan gaya bahasa yang tesusun sangat rapi dan penuh perhitungan sehingga siapapun akan menghayati keterangan menurut nalar masing-masing. Orang awam akan menerima keterangan ayat itu dengan apa adanya karena begitulah yang mereka saksikan setiap hari, sedangkan bagi para ulama islam akan mengamini keterangan tersebut sebagai rahmat dari Allah. Sementara para ilmuwan tidak akan puas sebelum membuktikan bahwa keterangan ayat tersebut harus bersesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan (sain) dan peradaban manusia. Apakah ayat AL Qur'an yang diturunkan oleh Allah pada abad 6 Masehi tersebut masih relevan dengan bukti sain modern? Bagaimana metode pembuktiannya?
Kenyataan bahwa Bumi berbentuk bola dan berputar baru diakui setelah abad ke 8 M (dua abad setelah diturunkan Al Qur’an), sedangkan Bumi dan planet-planet beredar mengeliling matahari baru diakui dan ditemukan pada tahun 1512 oleh Kopernikus ( 10 abad setelah Al Qur’an diturunkan). Kemudian pada perkembangan selanjutnya pada abad ke 20 ditemukan bahwa matahari hanya bagian kecil dari gugusan bintang-bintang yang disebut Galaxy (teori Milky Way). Semua bintang-bintang dalam galaxy tersebut ternyata bergerak mengitari satu titik di jagat raya. Jadi dalam hal ini ternyata sains modern menyimpulkan bahwa matahari juga bergerak bersama-sama bintang-bintang lain didalam satu galaxy. Al Qur’an pada ayat 38 diatas , mengatakan bahwa matahari juga bergerak atau berjalan di tempat peredarannya pada Abad ke 6 M , jauh sebelum sains modern membuktikannya. Namun kalau kita perhatikan juga pada kata-kata di ayat 38 tersebut berbunyi “ matahari berjalan di tempat peredarannya”, pertanyaannya adalah “ Apakah artinya “ berjalan ditempat” lalu ditambahkan lagi dengan “ peredarannya”. Tidak ada kata lain yang bisa dimaknai kecuali “ diam ditempat dan bergerak dengan cara berotasi” , yang bermakna bahwa matahari itu bergerak pada posisi diam. Maka dapat disimpulkan bahwa matahari berotasi dalam posisi diam terhadap planet-planet lainnya. Mengapa Tuhan tidak menjelaskan saja dengan tegas bahwa matahari itu berotasi, tetapi menyampaikannya dengan petunjuk yang membingungkan bagi pakar sain? Mungkin saja Tuhan menyampaikannya dengan kata-kata kiasan agar masyarakat arab dan sahabat nabi tidak menjadi bingung dan akan menimbulkan perdebatan yang tidak perlu, karena yang perlu ditanamkan bagi mereka adalah ketaqwaan dan keimanan pada Allah untuk membangun masyarakat muslim yang kuat.
Menurut Firman Allah pada surat Al Jatsiyah ayat 13, bahwa kita harus mempelajari tentang keberadaan bumi dan benda-benda langit lainnya berdasarkan tanda-tanda yang terlihat dan menganalisa petunjuk yang difirmankanNYA, supaya dapat diambil pelajaran bagi orang-orang yang mau perpikir dan mensyukuri rahmat Allah ;
وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً مِّنْهُ 
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لَّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.                            Al Jatsiyah (  45 ): 13)
Perhatikanlah tanda – tanda kejadian alam kemudian lengkapi dengan keterangan ayat-ayat seperti dibawah ini ;
1. Dari firman Allah yang berbunyi
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 
لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.Ali Imran ( 3 ) : 190 .
Artinya kejadian siang dan malam berlangsung secara berulang-ulang dan terjadi setiap satu siklus yaitu Siang dan malam (24 jam). Yang menyebabkan siang adalah sinar matahari yang terbit di ufuk timur, sedangkan yang menyebabkan malam adalah terbenamnya matahari di barat. Apakah maksudnya matahari terbit di timur? Mungkinkah matahari terbit di suatu tempat di sebelah timur bumi? Begitu juga sebaliknya apakah ada tempat matahari terbenam di sebelah barat? Apakah kata-kata ini berupa kiasan atau dalam arti yang sebenarnya? Sekiranya matahari terbit-terbenam di sebelah timur- barat , maka terdapat dua kemungkinan yaitu; 1. bumi berbentuk dataran yang sangat luas , 2. Terdapat di suatu tempat di bumi dimana matahari keluar dari sarangnya lalu pulang lagi ke rumahnya di tempat yang lain. Tetapi kenapa matahari dapat terbit dan tenggelam pada tempat yang berbeda-beda di bumi? Kenyataan ini tergantung dari arah mana kita berada dan memandangnya? Kalau kita berada di tengah laut yang luas, maka matahari terbit dan tenggelam di laut, kalau kita berada di tengah padang pasir maka matahari terbit dan tenggelam di dalam tanah, kalau kita berada di sebuah pegunungan maka matahari hilang dan muncul dari balik bukit. Kesimpulannya adalah bahwa kata-kata terbit dan tenggelamnya matahari hanya berupa Gayabahasa untuk menyatakan arah pergerakan matahari. Untuk sementara kita mengambil kesimpulan bahwa matahari bergerak memutari permukaan bumi. Apakah benar demikian. Bagi orang yang berpikir akan berkesimpulan lain. Sebab ada dua kemungkinannya, matahari bergerak mengitari bumi atau mungkin juga bumi yang berputar. Bagaiman cara kita membuktikannya.? Tentu kita membutuhkan keterangan dari ayat-ayat al Qur’an yang lainnya. Sebab kita tidak dapat memilih satu kesimpulan dari dua kemungkinan , padahal petunjuk yang ada hanya satu . Maka kita perlu keterangan dari ayat-ayat lainnya.
2. Ayat yang kita gunakan untuk mendapatkan petunjuknya adalah surat Yaasin ayat 40; yang berbunyi
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ 
النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
, tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing-masing beredar pada garis edarnya. Yaa Sin ( 36 ) : 40
Bagi orang yang berpikir, maka Ayat ini merupakan tanda tanda dan juga petunjuk untuk menjawab pertanyaan “ Apakah bumi atau matahari yang bergerak? Dan bagaimana hubungan antara pergerakan bulan, bumi dan matahari? Sebaliknya ayat diatas akan memberi peluang bagi penentang ayat-ayat Allah dan mendustai kebenaranNYA lalu mengatakan “ Mana mungkin matahari mengambil bulan dan apakah mungkin malam mendahului siang” Memangnya matahari dan bulan itu sedang balapan di jalur tol? Atau apakah bulan dan matahari itu saudara bertetangga yang sedang berkejar-kejaran? Suatu pertanyaan yang ke kanak-kanakan, suatu pertanyaan konyol , pertanyaan dari orang-orang yang selama ini terbelengggu oleh ajaran dogmatis.
Kalau kita amati keterangan ayat diatas, maka kita dapat mengambil beberapa pelajaran dan kemudian menyimpulkannya ;
• Pada saat terjadinya perubahan manzilah-manzilah cahaya di bulan, kita dapat mengamati bahwa bagian bulan yang bercahaya selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari. Pada waktu malam hari, kita melihat bulan bercahaya pada bagian sebelah barat atau searah dengan tempat matahari terbenam, dan ketika kita melihat bulan di siang hari maka kita melihat bagian bulan yang bercahaya di arah matahari terbit ( sebelah timur) yang tergantung kepada sisi pandang kita kepada bulan, matahari dan bumi. Pada permukaan bulan itu terdapat bagian yang tertimpa cahaya terang dan bagian yang lainnya tidak bercahaya. Ini membuktikan bahwa bagian bulan yang terang tersebut adalah bagian yang memantulkan sinar matahari. Hal ini berarti bahwa bulan mendapat sinar dari matahari yang merupakan sumber sinar yang sama diterima oleh bumi. Matahari tentu letaknya jauh sekali. Hal ini dibuktikan ketika pada malam hari kita masih dapat melihat cahaya bulan dan tidak mungkin bumi merupakan dataran luas karena akan menutupi atau menghalangi sinarnya kearah bulan. Ukuran cahaya bulan itu ataupun manzilanya akan selalu berubah-ubah sekali dalam jangka 24 jam selama waktu sebulan. Inilah yang disebut dengan manzilah-manzilah yang selalu berubah-ubah. Kalau diamati manzilah itu berjumlah 28 perubahan bentuk. Yaitu mulai dari bentuk bulan sabit – ke bulat penuh (purnama)- dan kembali lagi ke bentuk sabit yang arahnya berlawanan dari bentuk sabit pertama. Pada Ayat diatas, Allah mengistilahkan dengan kata-kata tandan, karena bengkoknya sabit mirip dengan tandan buah pisang. Pada 28 hari berikutnya akan terjadi siklus yang sama lalu dimulai lagi dari awal. Perubahan bentuk manzilah-manzilah bulan serta arah cahayanya selalu mengarah ke sumber sinar matahari, maka hanya ada satu kemungkinannya yaitu “bulan berbentuk bola” karena hanya bola yang mampu menghasilkan bayangan berbentuk sabit atau tandan buah pisang dan tidak mungkin bulan itu berbentuk lingkaran ( seperti sebuah cermin berbentuk lingkaran).
• Kita sudah membuat kesimpualan bahwa bulan berbentuk bola. Sekarang bagaimana membuktikan bumi itu berbentuk bola dan apakah bulan mengeliling bumi atau sebaliknya ?. Kalau kita perhatikan pernyataan bahwa manzilah-manzilah bulan itu selalu berubah dari hari kehari ( siang dan malam ) selama 28 hari. Kemudian sambil mengamati perubahan manzilah , kita juga mengamati perjalanan matahari (terbit dan terbenam) yang gerakkannya selalu kearah barat setiap hari. Maka dapat disimpulkan bahwa bulan lah yang mengelilingi bumi selama 28 hari. Bulan dan bumi sama-sama berbentuk bola dan menerima satu sumber sinar yaitu dari matahari yang tempat yang jauh sekali. Tidak mungkin bulan dan matahari mengelilingi bumi bersamaan. Kalau bulan dan matahari mengeliling bumi bersamaan, tentunya bentuk manzilah-manzilah bulan akan selalu berubah – ubah selama 24 jam , tergantung dari arah mana matahari menyinari bulan yang terlihat dari bumi.
• Pertanyaan selanjutnya adalah “ apakah matahari yang mengelilingi bumi atau sebaliknya?’ sekiranya matahari yang mengelilingi bumi maka tentu saja bentuk-bentuk manzilah dari cahaya bulan akan mengalami perubahan bentuk selama 24 jam. Sementara yang kita saksikan adalah manzilah bulan itu berubah bentuknya hanya 1 kali dalam 24 jam. Maka kesimpulannya berikut adalah bahwa “ tidak mungkin matahari mengelilingi bumi “. Lalu kenapa terjadi siang dan malam? Maka jawaban yang paling tepat adalah “bumi berputar pada porosnya” sementara matahari diam ditempat yang jauh. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya siang dan malam secara bergantian sesuai dengan rotasi bumi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bumi berotasi pada sumbunya dengan siklus 24 jam untuk sekali putar. Kalau Bumi ini berputar pada porosnya, hal ini berarti bahwa bumi bergerak mengelilingi porosnya dan manusia bagaikan sedang beraktivitas diatas kendaraan yang besar. Pertanyaannya adalah ; Apakah ada keterangan di dalam Al Qur'an yang menunjukkan bahwa Bumi ini bergerak?. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tidak ada ayat yang menegaskan tentang rotasi bumi di dalam Al Qur'an, tetapi Allah menyampaikannya tanda-tandanya dengan gayabahasa yang selalu menimbulkan teka-teki sebagai petunjuk. Ayat yang dapat digunakan untuk menganalisa bahwa bumi ini bergerak , dapat kita pelajari dari surat An Naml ayat 88 yang berbunyi ;
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ 
صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan An Naml  ( 27 ) : 88
Tentu saja keterangan ayat ini merupakan tanda-tanda atau petunjuk. Allah menyampaikan FirmanNYa dengan kata kiasan dengan makna yang sangat luas. Ayat ini bermakna bahwa gunung itu tidak diam ditempatnya, tetapi bergerak. Berdasarkan hasil penemuan pakar Geologi, menyatakan bahwa lempeng lapisan bumi selalu bergerak yang dapat menimbulkan gempa tektonik yang di-akibat-kan oleh terjadinya tabrakan, lipatan dan retakan, walaupn gerakkan ini hanya beberapa centimeter pertahunnya. Tetapi pergerakan ini terlalu kecil kalau dibandingkan dengan gerakan bumi akibat rotasinya. Artinya ayat ini juga menjelaskan bahwa gunung itu bergerak karena dia berada diatas bumi yang bergerak. Hal ini juga berarti bahwa apapun yang berada diatas bumi akan ikut bergerak karena dia berada diatas pergerakan bumi. Bahkan awan yang berada di udara juga ikut bergerak bersama rotasi bumi, sesuai dengan petunjuk ayat diatas.
3. Telah dapat disimpulkan dari keterangan ayat-ayat Al Qur’an diatas bahwa bumi berbetuk bola dan berputar selama 24 jam pada sumbunya, matahari diam memberikan cahayanya dari jauh, sementara bulan bergerak mengelilingi bumi salama 28 hari, dan akhirnya kita juga dapat menyimpulkan bahwa bumi dan bulan sama-sama tidak menghasilkan sinar tetapi menerima sinar dari matahari. pertanyaannya adalah ; Apakah ada ayat di dalam Al Qur'an yang menjelaskan bahwa bulan menghasilkan cahaya pantulan dari matahari. Tentu saja Allah tidak menjelaskan dengan detail tentang bulan yang memantulkan sinar dari matahari, tetapi pada surat Nuh ayat 16 menyatakan ;
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُوراً وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجاً
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Nuh ( 71 ) : 16
Pada ayat diatas, Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada orang yang berpikir bahwa terdapat 2 istilah yang berbeda dalam memaknai arti cahaya. Ayat diatas menggunakan istilah "Nur" untuk cahaya yang dihasil oleh bulan dan "Syamsa Siraajan" untuk matahari yang bersinar bagai pelita. Artinya Matahari bersifat bagaikan pelita, obor atau lampu yang menjadi sumber cahaya untuk bulan sehingga dia memantulkan sinar itu. Allah telah memberikan petunjuk yang benar tentang teori "Pemantulan sinar" , jauh sebelum sain dapat membuktikannnya secara ilmiah.
4. Jadi benarlah apa yang disampaikan oleh firman Allah pada ayat-ayat Al Qur’an diatas. Firman Allah dalam Al Qur’an tidak bertentangan dengan penemuan sain. Hanya orang-orang yang beriman dan berpikir yang mampu memikirkan teka-teki atau petunjuk yang di sampaikan oleh Allah dalam soal ayat diatas.
5. Pertanyaan berikutnya apakah ada Firman Allah di dalam Al Qur’an yang menjelaskan “Berapa bulankah lamanya satu tahun itu? Untuk itu kita merujuk pada surat At Taubah ayat 36 yang berbunyi ;
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّهِ 
يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ 
الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ 
كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. At Taubah ( 9 ) : 36
Keterangan Allah diatas menunjukkaan bahwa apabila siklus manzilah-mazilah bulan telah berjalan sebanyak 12 kali (12 x 28 hari) maka itu dikatakan sebagai hitungan satu tahun. Dalam hitungan sebenarnya ada bulan yang berjumlah 29 hari dan ada yang berjumlah 28 hari, dan ini dapat dijadikan pentunuk untuk menentukan jumlah hari dalam satu tahun.
Pertanyaannya adalah kenapa satu tahun itu sama 12 bulan? Kenapa tidak lebih atau tidak kurang dari bilangan tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini , maka kita harus memperhatikan tanda-tanda alam yaitu bagaimana posisi antara bulan dan matahari yang terlihat dari bumi sesuai dengan keterangan Allah pada surat Yasin ayat 40 yang berbunyi ;
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs Yaasin 36:40).
Arti dan makna dari ayat diatas menunjukkan bahwa seolah-olah bulan dan matahari bergerak beriiring-iringan dari Timur menuju Barat. Keduanya tidak pernah saling mendahului dan keduanya juga tidak pernah bertabrakan. Kecuali pada saat tejadinya peristiwa gerhana matahari. Peristiwa gerhana matahari tersebut merupakan kejadian yang dapat memberikan petunjuk bahwa letak matahari berada jauh dibalik bulan dan mereka tidak bertabrakan tetapi berselisih. Artinya garis edar atau jalur edar antara bulan dan matahari berbeda, sesuai dengan kata-kata “masing-masing beredar (berjalan) pada pada garis edarnya (jalurnya)”.
Pertanyaan selanjutnya adalah ; “Kenapa terjadi peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan? Berapa kalikah terjadi peristiwa gerhana matahari dalam setahun?. Apabila kita perhatikan dan amati pada satu tempat du bumi, posisi antara bulan dan matahari dalam setahun , maka pada suatu hari dalam tahun itu kita akan menyaksikan posisi dimana bulan dan matahari berada pada posisi paling dekat. Apabila posisi terdekat itu tercapai , maka pada satu saat (jam tertentu ) di siang hari tersebut, matahari akan berimpit atau berselisih dengan bulan dan beberapa saat kemudian bulan akan mendahului matahari, seolah-olah bulan lebih cepat dari matahari. Padahal bukan demkian, karena rotasi bumilah yang menyebabkan seolah-olah bulan yang berjalan lebih cepat, itu disebabkan karena matahari jauh sekali berada di balik bulan. Untuk membuktikannya, kita dapat mengamati fenomena alam yaitu ketika kita naik kendaraan yang melaju cepat, dimana seolah-olah pohon kayu atau tiang listrik yang berada disisi jalan akan bergerak lebih cepat kebelakang dibandingkan sebuah gunung yang jauh dibelakang pohon itu. Posisi terdekat antara bulan dan matahari inihanya terjadi sekali dalam setahun , atau setiap 12 bulan. Maka dapat kita simpulkan bahwa bumi dan bulan bergerak bersama sama mengitari matahari yang lamanya adalah setiap 12 bulan. Artinya Bumi mengeliling matahari dalam satu siklus atau satu putaran yaitu 12 bulan (ini kalau berdasarkan perhitung bulan).
Dapat disimpulkan juga bahwa bulan merupakan satelitnya bumi karena bulan selalu mengitari bumi. lamanya bulan mengelilingi bumi adalah 28 sampai dengan 29 hari.
Pertanyaannya berikutnya adalah ; Apakah Bulan berotasi atau tidak ? Sekali lagi kita tidak menemukan keterangan di dalam Al Qur'an yang menyatakan tentang apakah bulan itu berotasi atau tidak. Tetapi tanda-tanda permukaan bulan yang dapat disaksikan dari bumi, kita dapat menganalisa apakah bulan itu berotasi atau tidak. Perhatikan dan amati permukaan bulan pada saat bulan purnama. Amati mulai pada saat bulan muncul di ujung paling timur bumi, lalu amati terus pergerakan bulan itu sampai dia menuju ujung paling barat. Pada saat bulan terbit di ufuk timur, maka kita dapat menyaksikan pada permukaan bulan itu sesuatu bentuk berupa pohon Beringin yang besar yang posisinya terbalik ( akarnya diatas dan batang serta daunnya kearah bawah), sering disebut dengan Pohon beringin Sunsang (terbalik). Tetapi kalau kita saksikan pada saat dia akan terbenam diufuk Barat , maka kita akan menyaksikan gambar pohon Beringin di permukaan bulan tersebut tidak terbalik (seolah-olah pohon beringin benaran). Hasil penelitian pakar Antariksa menunjukan bahwa gambaran pohon beringin itu disebabkan karena adanya lembah-lembah yang dalam dipermukaan bulan akibat jatuhan meteor dahulu kala, sehingga membentuk bayangan berbentuk pohon beringin. Jadi tanda-tanda ini menyimpulkan bagi kita, bahwa bulan tidak berputar pada sumbunya atau tidak mengalami rotasi sebagaimana bumi. Sekiranya bulan berotasi, maka kita akan menyaksikan gambaran pohon beringin dipermukaan bulan itu ikut bergerak dan berotasi. Namun kita tidak pernah menyaksikan gambaran pohon beringin itu berputar dari dulu sampai sekarang.
Dapatlah kita bayangkan, sekiranya Allah SWT memberikan beberapa buah satelit untuk bumi, sepertihalnya planet Yupiter yang mempunyai 14 buah bulan. Maka perhitungan waktu akan menjadi lebih rumit. Atau sebaliknya sekiranya bumi tidak memiliki bulan sepertihalnya planet Saturnus yang hanya memiliki beberapa cincin, maka perhitungan waktu akan sangat rumit.
Begitulah Allah dengan sangat hati-hati menyampaikan keterangan ayat-ayatnya dengan tata bahasa tersusun rapi dan penuh perhitungan sehingga siapapun dapat menerima kebenarannya baik dengan kepatuhan iman kepada ALlah maupun secara logika berpikir. Padahal ayat ini diturunkan oleh Allah pada 15 Abad yang lalu dan sampai sekarang terbukti kebenarannya.
Al Qur’an Tentang Gempa dan Gunung Merapi
Mengenai Gempa bumi , Allah menyampaikan firmanNYA di dalam Al Qur’an yang berbunyi ;
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا 
فِجَاجاً سُبُلاً لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. Al Anbiyaa’ ( 21 ) : 31.
وَأَلْقَى فِي الأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَاراً وَسُبُلاً 
لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.An Nahl ( 16 ) : 15

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ 
رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ 
السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.Lukman  ( 31 ) : 10
Pertanyaannya ; Apakah benar bahwa gunung Berapi dapat mencegah dan menghentikan gempa Bumi? Menurut hasil surver geologi , justru di daerah pegununganlah yang terbanyak terjadi gempa bumi , baik gempa bumi vulkanik maupun gempa bumi tektonik. Bahkan beberapa pakar geologi menyimpulkan bahwa penyebab gempa bumi adalah karena banyaknya gunung-gunung berapi yang masih aktif seperti di pulau sumatera dan jawa.
apakah keterangan ayat-ayat Al Qur’an itu kontradiksi dengan pendapat ahli geologi? Atau pakar Geologi tersebut yang salah dalam menyimpulkan hipotesanya? Metode apakah yang dapat membuktikan bahwa keterangan ayat diatas tidak bertentangan dengan penemuan sain? Bagaimana seorang muslim menjelaskan kebenaran ayat tersebut?
Mungkin kita masih teringat kejadian gempa tektonik di Sumatera Barat yang meluluh lantakkan ranah minang yang mengorbankan banyak jiwa dan harta. Berdasarkan survey ahli Geologi, daerah Sumatera Barat termasuk jalur tektonik yang aktif menghasilkan gempa bumi. Jalur tektonik aktif ini, disebut juga Jalur Busur Dalam dari Sirkum Mediterania yang memanjang mulai dari pergunungan Alpen di Eropa terus ke pegunungan Himalaya dan masuk ke Indonesia melalui Pulau Sumatera, jawa, Bali, Nusatenggara Barat dan berakhir di Maluku. Pulau Sumatera juga merupakan pertemuan dari jalur pergunungan Hymalaya dengan jalur pergunungan Pasifik yang merupakan sistim pegunungan muda yang masih labil dan akif. Itulah sebabnya Indonesia khususnya pulau sumatera merupakan daerah yang sering mengalami gempa Bumi. Setiap hari tercatat ratusan kali getaran tektonik dan vulkanik dalam skala Richter yang rendah , dan hanya beberapa kali diatas skala 7 Richter seperti yang menyebabkan bencana alam baru-baru ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi berbentuk bola dengan radius sekitar 6500 Km. Permukaan bumi tidak datar, ini disebabkan oleh tekanan dan desakan dari dalam bumi dan juga karena perubahan dari berbagai tekanan di atas permukaannya.
Dari bukti-bukti sain, menunjukkan bahwa lapisan bumi hanya mengadung 20% padatan, yaitu lapisan Litosfir (kedalam sekitar 100 km), lapisan kerak dan selubung (ketebalan 500 – 1000 km), dan 80% sisanya adalah air dan magma yang sangat panas. Lapisan paling dalam (inti bumi) berdiameter sekitar 5500 –6500 Km berupa magma dengan suhu mencapai 5000 dejarat celcius, diikuti oleh lapisan diatasnya berupa lapisan yang disebut degan Mantel (ketebalannya 2500 –3000 Km) yang juga berupa magma panas bersuhu 2200 derjat celcius.
Lapisan padat yang merupakan selubung bagian atas bumi bagaikan lempengan tipis yang sedang terapung diatas lapisan magma yang panas sehingga lempeng ini akan selalu bergerak dan mengalami berbagai tekanan menghasilkan tabrakkan, patahan, getaran dan guncangan.
Pada lapisan yang tebalnya hingga 1000 Km inilah yang merupakan tempat terjadinya sumber getaran yang menghasilkan gempa bumi. Bumi ini menyimpan energy panas yang sangat besar yang sewaktu-waktu bisa meledak apabila bumi tidak dirancang memiliki sitem pendingin dan sistim peredam getaran/tekanan yang hebat. Kalau tubuh manusia mempunyai pori-pori sebagai sistem ventilasi dan pembuangan , maka gunung-gunung juga merupakan posi-porinya bumi yang dirancang untuk system ventilasi dan meredam goncangan akibat tekanan yang tidak stabil dari dalamnya. Sekiranya permukaan bumi ini tertutup rapat dan tidak ada satupun gunung berapi, apakah yang akan terjadi ? mungkin bumi ini akan retak, pecah dan meledak.
Bagaimana hubungan antara gunung berapi dengan gempa? Dari hasil penemuan sain, menunjukan bahwa lapisan atas bumi ( litosfir dan selubung bumi) akan selalu mengalami pergesaran dan pergerakan. Pernyebabnya adalah adanya sumber panas yang sangat hebat yang berasal dari lapisan dalam bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan dan unsur-unsur mineral menjadi cair dan berbagai macam gas terperangkap di dalam magma tersebut. Artinya terdapat sekitar 40 – 50% dari volume bumi, mengandung magma panas yang tersimpan di bagian dalam bumi. Magma yang panas tersebut akan memuai lalu naik keatas mendesak lempeng dan kerak bumi , sehingga menyebabkan lempeng-lempeng itu saling menjauh. Ketika magma mencapai bagian atas yang lebih dingin,maka magma tersebut akan menyusut dan memadat karena proses pendinginan. Akibatnya lempeng-lempeng tersebut akan bergerak kembali mengisi ruang magma yang menyusut tersebut. Pada saat lempeng-lempeng itu bergerak kembali, maka akan terbentuk lagi retakan-retakan yang menyebabkan magma dibagian bawah terdorong keatas diantara retakan tersebut. Apabila magma cair mempunyai kekuatan yang cukup besar, maka lapisan magma yang sudah memadat tersebut akan terus didesak keatas secara bertahap hingga akhirnya mencapai permukaan bumi dan terbentuklah gunung berapi. Konsistensi magma dapat berubah dari cair menjadi semisolid lalu menjadi padat selama proses pendinginan. Magma yang bersifat semisolid atau setengah cair ini bersifat lentur sehingga dapat berfungsi menahan setiap getaran atau goncangan yang terjadi akibat benturan-benturan dari lempeng-lempeng yang bergerakan dan bertabrakan tersebut. Tedapat hubungan sebab akibat dan hubungan saling menstabilkan antara terbentuknya gunung berapi dengan benturan lempeng yang saling bergerak dan berbenturan. Hal ini dapat dibuktikan dimana di daerah yang banyak terdapat gunung berapi, maka banyak pula terjadi pergeseran dan pergerakan lempeng , sehingga di daerah tersebut sering terjadi gempa baik yang yang bersakala kecil maupun yang besar. Walaupun patahan tersebut hanya beberapa centimeter saja, akan dapat menghasilkan getaran hebat dipermukaan bumi. Terdapat dua jenis gempa bumi, yaitu Gempa Tektonik yang disebabkan oleh perbenturan atau patahan lempeng-lempeng dan Gempa Vulkanik yang disebabkan gejolak gunung berapi akibat tekanan dan desakan panas yang belum stabil dari bawah.
Bisa saja sebuah gunung berapi kelihatan kecil di permukaan, tetapi di dalamnya bagaikan akar pohon yang bercabang kemana-mana. Gunung berapi bagaikan tiang yang dipancangkan dengan dasar atau akar yang sangat kokoh menjulang ke dasar bumi. Sedemikian kokohnya kedudukan gunung-gunung diatas permukaan bumi sehingga sebesar apapun sungai yang ada tidak mungkin sanggup menggesar Gunung bergeser ke laut. Seperti yang disampaikan pada surat An Naml ayat 61 yang berbunyi ;
أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَاراً وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَاراً وَجَعَلَ لَهَا 
رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزاً أَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ بَلْ 
أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. An Naml ( 27 ) : 61
Kembali ke ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang menerangkan mengenai hubungan Gunung berapi dan guncangan yang ditimbulkannya. Allah dalam AL Qur’an menyampaikan tentang Gempa bumi dengan gaya bahasa yang sangat bijak dan penuh perhitungan untuk dipikirkan dan dianalisa. Secara spesifik, Allah tidak mengatakan hubungan antara gempa bumi dengan keberadaan gunung berapi. Tidak satupun ayat di dalam AL Qur’an yang mengatakan bahwa gunung berapi dapat mencegah gempa bumi dan tidak juga menghilangkan gempa bumi. Gunung hanya melindungi bumi dari goncangan yang disebabkan oleh gempa atau menstabilkan goncangan yang diakibatkan oleh gesekan, patahan dan tekanan dari lempeng-lempeng tektonik. Fenomena ini menjelaskan bahwa gempa tidak dapat dihentikan oleh gunung berapi dan tidak bisa juga mencegahnya. Gempa akan terjadi terus selama adanya pergerakan dari lempeng-lempeng tersebut akibat adanya gejolak dari cairan magma yang sangat panas di lapisan dalam bumi.
Allah SWT, karena sifatNYa yang maha bijaksana, menyampaikan Firmannya dengan tatabahasa yang santun sesuai dengan tanda-tanda alam agar manusia dapat mengambil pelajaran. Al Qur’an bukanlah buku pelajaran tentang Sain, tetapi Allah dengan sifatnya yang maha Bijaksana dan penuh Kasih Sayang memberikan tanda-tanda dan penuntun yang benar agar manusia berusaha untuk mempelajari dan mengambil mamfaatnya.
Semoga keterangan ini akan menjadi renungan , menyadarkan dan mensyukuri segala Karunia Allah yang tidak pernah habis-habisnya. Maha Benar Allah dengan segala FirmanNYA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar